Kamis, 22 April 2010

EMPAT LEVEL PENCEGAHAN DALAM EPIDEMIOLOGI

EMPAT LEVEL PENCEGAHAN

Visi Indonesia sehat merupakan pandangan Indonesia dalam mencapai derajat kesehatan bagi semua masyarakat. Untuk mencapai visi tesebut maka diperlukanlah berbagai upaya dan strategi yang menunjang program tersebut. Adapun upaya yang dilakukan adalah mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Upaya promotif dan preventif merupakan hal yang mendapat priortas utama namun tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitative. Upaya promotif dan preventif ini dianggap lebih efektif untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan daripada usaha kuratif dan rehabilitative, ini dapat dilihat melalui slogan “Lebih baik mencegah daripada mengobati”.
Menurut Leavell dan clark menjelaskan bahwa upaya pencegahan dapat dilakukan pada tahap sebelum terjadinya sakit dan pada tahap setelah terjadinya sakit. Pada tahap sebelum terjadinya sakit dapat dilakukan upaya promotif dan preventif (primodial prevention dan primary prevention) dan kuratif dan rehabilitative (secondary prevention dan tertiary prevention). Oleh sebab itulah dikenal empat tingkat upaya pencegahan penyakit.
Upaya yang dimaksud adalah :
1. Pencegahan tingkat awal (primodial prevention)
Upaya pencegahan tingkat awal ini adalah usaha mencegah terjadinya resiko atau mempertahankan keadaan resiko rendah kepada masyarakat terhadap penyakit secara umum. Mengkondisikan masyarakat agar penyakit tersebut tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Upaya ini tidak hanya dari pihak petugas kesehatan saja namun dari seluruh masyarakat. Yang terlebih sasarannya adalah kelompok remaja dan usia muda, dengan tidak mengabaikan kelompok dewasa dan usila.
Pencegahan ini meliputi :
- Memelihara dan mempertahankan gaya hidup yang sudah ada dan benar dalam masyarakat. Agar dapat mencegah meningkatnya resiko terhadap penyakit tertentu.
- Mencegah timbulnya kebiasaan baru dalam masyarakat atau mencegah generasi yang sedang tumbuh untuk tidak meniru atau melakukan kebiasaan hidup yang dapat menimbulkan resiko terhadap berbagai penyakit.
- Melakukan modifikasi, penyesuaian terhadap resiko yang ada atau berlangsung dalam masyarakat.
2. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)
Pencegahan primer ini merupakan upaya agar masyarakat yang berada dalam keadaan sehat tidak jatuh dalam keadaan sakit, melalui usaha mengontrol dan mengatasi factor resiko dengan sasaran utamanya adalah orang sehat melalui promosi kesehatan.
Pada tahap ini ada 2 golongan kegiatan yaitu :
1) Health promotion ( peningkatan kesehatan )
Peningkatan status kesehatan yakni meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat secara optimal, mengurangi peranan penyebab dan derajat resiko yang melalui beberapa kegiatan yaitu:
- Kampanye kesadaran masyarakat
- Promosi kesehatan
- Pendidikan kesehatan masyarakat ( health education )
- Peningkatan gizi
- Pengamatan tumbuh kembang
- Pengadaan rumah sehat
- Penyelenggaraan hiburan sehat
- Konsultasi perkawinan
- Pendidikan sex
- Pengendalian lingkungan
2) General and specific protection ( perlindungan khusus dan umum )
Merupakan usaha atau upaya kesehatan untuk memberikan pelindungan secara khusus dan umum yang diberikan kepada penjamu atau penyebab untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau mengurangi resiko terhadap penyakit tertentu yang meliputi,:
- Imunisasi
- Hygiene perorangan
- Perlindungan diri dari lingkungan
- Perlindungan diri dari kecelakaan
- Kesehatan kerja
- Perlindungan diri dari carcinogen, foxin, dan allergen
- Pengendalian sumber-sumber pencemaran
Adapun strategi pokok yang dilakukan dalam usaha pencegahan ini meliputi :
1) Strategi dengan sasaran populasi secara keseluruhan
Sasaran pada strategi ini lebih luas sehingga bersifat radikal, memilliki potensi yang lebih besar pada populasi dan sangat sesuai untuk sasaran prilaku. Namun secara individu kurang bemanfaat dan rasio antara manfaat dan resiko cukup rendah.
2) Strategi dengan sasaran hanya terbatas pada kelompok resiko tinggi.
Strategi ini sangat mudah diterapkan secara individual, motivasi subjek dan dan pelaksana cukup tinggi serta rasio antara manfaat dan resiko cukup baik. Namun sulit dalam memilih kelompok dengan resiko tinggi, efeknya sangat rendah dan bersifat temporer serta kurang sesuai untuk sasaran prilaku.
Penerapan upaya pencegahan primer dapat melalui program PKM ( Penyuluhan Kesehatan masyarakat), program P2M ( pemberantasan penyakit menular), dan program konseling.
3. Pencegahan tingkat kedua ( secondary prevention )
Pencegahan tingkat kedua ini ditujukan kepada masyarakat yang dalam keadaan sakit, mereka yang terancam akan menderita penyakit tertentu.
Pencegahan ini dilakukan dengan 2 kegiatan yaitu:
1) Early diagnose dan prompt treatment ( diagnose dini dan pengobatan )
- Screening dini
- Penemuan kasus secara dini
- Pemeriksaan umum lengkap
- Pemeriksaan massal
- Survey terhadap kontak, rumah dan sekolah
- Penanganan kasus
- kemoterapi
2) Disability limitation ( pembatasan gangguan )
- Penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjutan
- Pencegahan komplikasi
- Perbaikan fasilitas kesehatan
- Penurunan beban social masyarakat
Penerapan pencegahan sekunder pada program kesehatan masyarakat dapat melalui Program P2M, program kesehatan, program KIA melalui deteksi dini, factor resiko gangguan kehamilan.
4. Pencegahan tingkat ketiga ( tertiary prevention )
Upaya pencegahan tingkat ketiga atau rehabilitasi merupakan upaya pemulihan masyarakat yang setelah sembuh dari sakit dan mengalami kecacatan untuk mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut melalui aspek medis, dan social diterapkan melalui PHN ( Public Health Nursing )
Rehabilitasi merupakan usaha pengembalian fungsi fisik, psikologi, dan social seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitas fisik / medis, rehabilitasi mental, rehabilitasi social, sehingga setiap individu dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif dan berdaya guna.
Pencegahan ini dapat dilakukan melalui :
- Perawatan rumah jompo
- Memberikan keterampilan bagi penderita cacat
- Membentuk perkumpulan bagi orang-orang yang mengalami cacat tertentu.

3 komentar:

  1. sumbernya dari mana kak? aku lagi butuh sumber referensi kak, mohon bantuannya

    BalasHapus
  2. Disability limitation masuk kedalam pencegahan tersier bukan sekunder,

    BalasHapus
  3. Boleh minta buku lengkapnya epidimiologi nggk? Ng ptm

    BalasHapus