Selasa, 05 Oktober 2010

LP DM yang menyertai kehamilan



LAPORAN PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan hal yang fisiologis yang dialami oleh setiap wanita usia subur setelah berhubungan intim. Namun tidak semua kehamilan berjalan normal, seperti yang diharapkan. Kehamilanpun bisa menjadi patologi dan disertai oleh penyakit penyerta seperti diabetes pada kehamilan atau sering disebut dengan Diabetes gestasional (DMG).
1. PENGERTIAN
DMG ini adalah adanya intolerasnsi karbohidrat, baik ringan (Toleransi Glukosa Terganggu= TGT), maupun berat (Diabetes Millitus) yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung.
Tidak memandang apakah pasien dikelola dengan insulin / perencanaan makan saja, diabetes mellitus tersebut menetap setelah persalinan atau pasien yang sudah mengidap diabetes sebelum hamil.(prosedur tetap sanglah)
Diabetes yang muncul selama kehamilan disebabkan karena pada saat hamil kebutuhan karbohidrat ibu meningkat. Karena hormone insulin dalam tubuh tidak mecukupi untuk merubah karbohidrat tersebut menjadi gula, sehingga terjadilah penimbunan kadar gula yang tinggi dalam darah. Diabetes pada masa kehamilan ada yang bersifat sementara yang akan hilang setelah melahirkan, namun akan berdampak buruk bila tidak terdeteksi. (Wilson,1995)
Adapun gejala yang timbul pada ibu hamil dengan diabetes yaitu Trias Poly diantaranya:
·         Polyphogie (banyak makan)
·         Polyurie (banyak kencing)
·         Polydipsie (banyak minum)
2. FAKTOR RISIKO DMG
a.  Factor kebidanan
ü  Beberapa kali keguguran
ü  Riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab yang jelas.
ü  Riwayat pernah melahirkan anak dengan cacat bawaan.
ü  Pernag pre-eklampsi
ü  polihidramnion
b. Factor ibu
ü  Umur ibu hamil lebih dari 30 tahun
ü  Riwayat DM dalam keluarga
ü  Pernah DMG pada kehamilan sebelumnya
ü  Infeksi saluran kemih yang berulang-ulang sebelum hamil.
(Protap Sanglah)
3. DIAGNOSIS DMG
      Kriteria Diagnosis menurut WHO
KRITERIA
Glukosa Plasma Vena (mg/dl)
Puasa
2 jam
Normal
< 100
< 140
Diabetes Millitus
>  140
> 200
TGT
100-139
140-199

      Cara lain yang bisa dilakukan untuk mengetahui diagnose dari DMG yaitu dengan melakukan tes urine reduksi dan didapatkan hasil ++, dan kisaran berat badan janin dalam kehamilan melebihi 4000 gr.(Protap Sanglah)
3. PENGARUH DMG
a.       Kemungkinan gestose 4x lebih besar
b.      Infeksi lebih mudah terjadi terutama pyelitis dan pyelonefritis
c.       Kemungkinan abortus dan prematurus sedikit lebih besar
d.      Diabetes dapat berdampak pada kelahiran bayi yaitu berat badan bayi melebihi 4000 gram. Disuga sebabnya ialah hormone pertumbuhan yang berlebihan atau factor genetis. Walaupun anaknya besar, fungsuonil sering bersifat sebagai anak prematur sehingga disebut “foetus dysmaturus”.
e.       Selain itu, bayi juga bisa meninggal dalam kehamilan terutama terjadi pada usia kehamilan 34-36 minggu. Diduga akibat hypoglycaemia.
f.       Saat persalinan, bisa terjadi distosia (persalinan macet), dimana his yang bagus namun tidak ada kemajuan persalinan sehingga kepala bayi pun turun.
g.      Diabetes pada ibu hamil dapat menyebabkan berbagai gangguan pada bayi yang dilahirkannya. Gangguan tersebut antara lain : hipoglikemia, makrosomia, Respiratory distress syindrome (RDS).cacat congenital, Hipokalsemia. Bayi cenderung montok dan besar akibat bertambahnya lemak tubuh. Gejala klinis yang sering ditemukan dan merupakan ciri khas bayi hipoglikemia adalah tremor, lertargi, malas minum, serta gejala lain yaitu hiperpnea, apnea, sianosis, pernafasan berat, kejang, apatis, hipotonin, iritabilitas, tangisan melengking.
h.      Hydramnion sering terjadi; kalau terjadi hidramnion maka kematian janin intrauterine meningkat sampai 35%.
i.        Kelainan congenital sering dijumpai
j.        Perdarahan postpartum lebih besar kemungkinannya
k.      Laktasi kadang-kadang kurang.
(Unpad,1981)

4. PENANGANAN DMG
Adapun penanganan yang dapat dilakukan pada ibu dengan diabetes yaitu
-          ANC lebih ketat
-          Penilaian kesejahteraan janin. Penilaian ini dilakukan sejak  UK 34 minggumeliputi pengukuran TFU, mendengarkan DJJ, USG, KTG.
-          Perencanaan makanan yang sesuai kebutuhan
-           Dapat dengan rutin mengkonsumsi obat. Setelah mengetahui bahwa dirinya hamil sebaiknya mengkonsumsi obat oral yang digantikan dengan obat suntikan, karena sebagian besar obat-obatan oral bersifat teratogenik yang bisa menimbulkan kelainan pada pertumbuhan janin. (Protap sanglah)
-          Persalinan dianjurkan 2-3 minggu sebelum saat persalinan yang diperhitungkan, mengingat kemungkinan kematian janin menjelang akhir kehamilan. Apakah persalinan anjuran dilaksanakan dengan induksi atau SC tergantung keadaan servik dan turunnya kepala. Keadaan yang mengarah ke SC antara alain : adanya gestose, anaknya sangat besar, primi tua, adanya kelahiran mati pada anamnesa. (Unpad,1981)
      Sementara pada bayi, semua bayi yang lahir dari ibu dibetes harus mendapat pengamatan dan perawatan intensif.
Adapun penatalaksanaan umum yang dilakukan adalah:
a.   Periksa kadar gula darah bayi segera setelah lahir. Selanjutnya, control setiap jam sampai kadar gula darah normal dan stabil.
b.   Jika kondisi bayi baik, berikan minuman setelah 2-3 jam kelahiran. Jika bayi sulit mengisap, beri makanan melalui intravena.
c.   Mengatasi hipoglikemia dengan cara memberi infuse glukosa 10% , injeksi bolus glukosa kadar tinggi harus dihindarkan karena dapat menyebabkan hiper insulinemia.

B. LANDASAN ASUHAN KEBIDANAN

            Proses menejemen kebidanan menurut varney terdiri dari 7 langkah yang harus di laksanakan secara berurutan dan secara periodik perlu berulang-ulang sesuai dengan permasalahan pada mioma uteri. Penerapan 7 langkah varney yang memberikan asuhan kebidanan pada wannita menopause dengan gangguan menopause.

1.      Pengumpulan data
Mengumpulkan data subyektif dan data obyektif berupa data focus yang di butuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai kondisinya menggunakan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
Jenis data yang dikumpulkan :
a.       Data subyektif
1)      Biodata ibu dan suami
a)      Nama ibu
Untuk mengetahui siapa yang akan kita beri asuhan dan lebih mudah untuk berkomunikasi.
b)         Nama suami
Untuk mengetahui siapa penanggung jawab saat pemberiaan asuhan
c)         Umur ibu
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk berisiko pada kehamilan ini apabila dilihat dari aspek umur. Ibu hamil yang lebih berbahaya dengan DMG yaitu ibu primi tua.
d)        Agama ibu dan suami
Untuk mengetahui apakah ada kepercayaan dalam agamanya, adakah kepercayaan terkait kehamilan.
e)         Suku bangsa ibu
Untuk mengetahui dari mana asal ibu berkaitan dengan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dan kebiasaan-kebiasaan yang dianut.
f)          Pendidikan ibu dan suami
Untuk mengetahui tingkat pengetahuaan ibu dan suami sehingga memudahkan dalam pemberiaan informasi dan konseling.
g)      Pekerjaan ibu dan suami
Untuk mengetahui tingkat aktifitas yang dilakukan oleh ibu dan suami dan pengaruhnya terhadap ekonomi keluarga sehingga memudahkan dalam pemantauan gaya hidup dari ibu..
h)      Alamat ibu dan suami
Untuk mengetahui tempat tinggal ibu dan suami serta lingkungan disekitar tempat tinggal ibu.
i)        No tlp/hp ibu dan suami
Untuk memudahkan berkomunikasi sewaktu-waktu bila ada masalah.
2)      Alasan datang
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu yang dapat menunjang diangnosa ibu mengalami DMG seperti sering kencing, cepat haus.

3)      Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui kapan pasien menarche, sejak kapan ibu tidak mendapatkan haid haid.pola haid, teratur apa tidak. Hai ini penting untuk diagnosiss. Karena untuk kepentingan mengukur umur kehamilan ibu dan menghitung tapsiran persalinannya..
4)      Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui berapa kali ibu menikah, lama perkawinan, umur ibu saat menikah serta apakah ibu sudah mempunyai anak atau belum.
5)      Riwayat obstetri terdahulu
Riwayat ini sangat penmting untuk mendukung diagnose actual. Untuk mengetahui berapa kali ibu pernah hamil, jumlah anak yang dimiliki,jumlah persalinan aterm,preterm dan pernah atau tidak abortus. umur kahamilan saat lahir, apakah ada penyulit saat hamil, tempat bersalin, penolong persalinan, berat badan bayi saat lahir jenis kelamin anak,  jenis persalinan, apakah ada penyulit saat nifas, keadaan anak sekarang serta umur anak sekarang.
6)      Riwayat KB
Untuk mengetahui alat kontrasepsi apa saja yang pernah digunakan ibu, berapa lama dan apakah ada keluhan seelama memakai alat kontrasepsi.
7)      Riwayat ginekology
Untuk mengetahui apakah ibu pernah atau sedang mengalami masalah dengan organ reproduksinya serta sejak kapan masalah dirasakan dan hal apa yang dilakukan untuk mengatasinya..
8)      Riwayat penyakit ibu
Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang pernah diderita ibu, apakah ibu mempunyai riwayat penyakit tertentu hipertensi, jantung, hepatitis, asthma, epilepsi terutama yang berhubungan dengandiabetes mellitus.
9)      Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit keluarga perlu diketahui apakah pernah ada keluarga yang memilki riwayat penyakit seperti DM, jantung, hipertensi, hepatitis, TBC,asthma, epilepsy.
10)  Riwayat bio-psiko-sosial-spiritual
a)      Biologis
(1)   Bernafas
Untuk mengetahui apakah ibu ada keluhan saat bernafas atau tidak.
(2) Pola nutrisi
Untuk mengetahui status gizi ibu dan riwayat nutrisinya, pola nutrisi, jenis dan porsi makan ibu, pola minum ibu berapa gelas sehari dibnadingkan dengan sebelum dan saat hamil. Biasanya ibu hamil dengan DMG akan mengeluh polidipsi banyak minum dan polyphogie banyak makan.
(3)   Eliminasi
Untuk mengetahui apakah ada keluhan atau masalah dengan pola BAK maupun BAB. Untuk ibu hamil dengan DMG maka biasanya akan timbul keluhan sering kencing polyuri sehingga disini diamati frekuensi kencing ibu.
(4)   Istirahat dan tidur
Untuk mengetahui adakah gangguan pada pola tidur dan istirahat.
(5)   Aktifitas sehari-hari
Untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari, apakah ada keluhan saat beraktivitas akibat keluhan dialami.
(6)   Personal hygiene
Untuk mengetahui bagaimana personal hygiene ibu apakah sudah menerapkan hygiene yang benar atau belum.
(7)   Seksual
Untuk mengetahui tentang prilaku seksual ibu, berakaitan dengan frekuensi, posisi, keluhan yang dialami.

b. Psikologi
untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu pada kehamilan ini dan setelah mengetahui ibu mengalami DMG.
c. Sosial
 Untuk mengetahui interaksi ibu dengan masyarakat dilingkungan yang dirasakan pandangan masyarakat terhadap kondisi ibu dan ada tidaknya kebiasaan yang merugikan kesehatan, serta mengetahui bagaimana pengambilan keputusan dalam keluarga.
d. Spiritual 
Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan ibu dalam mendekatkan diri kepada tuhan serta kepercayaan yang dianut yang berkaitan dengan kesehatan.
11)  Pengetahuan
Untuk mengkaji pengetahuan ibu tentang hal-hal yang berkaitan dengan keluhan yang dirasakan, penyebab ibu mengalami keluhan yang dirasakan, serta pengetahuan ibu tentang cara mengatasi keluhanya.
b. Data obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu, sejauh mana keluhan yang dirasakan ibu, mempengaruhi kondisi kesehatan ibu secara umum. Biasanya ibu akan tampak cemas, gelisah.
b)   Berat badan dan tinggi badan
Ibu hamil dengan DMG cenderung akan mengalami peningkatan berat badan yang signifikan.
c)   TTV
Untuk mengetahui keadaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi sehubungan dengan keluhan yang dirasakan ibu

2) Pemeriksaan sistematis dan ginekologi 
 a) Kepala dan leher
Kepala     : Untuk mengetahui bagaimana kebersihan dan struktur rambut
Muka       : Untuk mengamati pada muka apakah ada oedema / pucat
Mata        : Untuk mengetahui bagaimana warna konjungtiva dan sklera
Mulut        :Untuk mrngetahui bagaimana keadaan mulut apakah lembab/kering, kemerahan/pucat 
Leher  : Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe, pembesaran kelenjar tiroid maupun pembesaran vena jugularis
b) Payudara
     Pemeriksaan payudara meliputi bentuk, kebersihan putting susu ibu kolostrum
c) Abdomen
Untuk mengetahui apakah ada bekas luka operasi, pada ibu hamil dengan DMG maka akan ditemukan TFU lebih tinggi dari UK dan TBJ yang ditemukan akan besar. Disini perlu pemeriksaan janin melalui DJJ dengan ketat untuk dapat terus memantau kesejahteraan janin.
d)  Anogenital
Pemeriksaan dilakukan apabila ibu mengalami keluhan yang berhubungan alat reproduksinya.
e) Ekstermitas atas bawah
Untuk mengetahui apakah ada oedema, sianosis, pada kaki dan tangan, serta keadaan kuku apakah kemerahan ataukah pucat.

            3) Pemeriksaan penunjang
a)     Pemeriksaan Hb
Untuk mengetahui kadar hemoglobin pada klien apakah anemia atau tidak
                 b)   pemeriksaan urine reduksi
                        untuk mengetahui apakah ada kandungan glukosa pada urine sehingga menunjang untuk ditegakkannya diagnose DMG pada ibu hamil.

Dalam langkah ini data subjektif dan data objektif yang sudah dikaji kemudian dianalisa menggunakan teori-teori fisiologis dan teori-teori patologis sesuai dengan perkembangan kehamilan berdasarkan umur kehamilan ibu pada saat diberi asuhan. Hasil analisis dan interpretasin data menghasilkan rumusan diagnosis kehamilan.
a. Diagnosa kebidanan
    Diagnosa kebidanan adalah merupakan kesimpulan yang ditegakkan oleh bidan dalam lengkap praktik kebidanan dengan memenuhi standar diagnosa nomenklatur kebidanan yang dapat menjawab 8 pertanyaann keadaan yaitu :
   - GAPAH
   - Umur kehamilan
   - Letak anak bila UK ≥ 36 minggu.
   - Jumlah janin bila UK ≥ 28 minggu.
   - Keadaan anak  :  hidup/mati
   - Intra/ekstra uteri
   - Penyulit/komplikasi ditulis dengan DMG
   - Kesan panggul k/p
b. Masalah
    Masalah merupakan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan perkembangan fisiologis kehamilan, adaptasi ibu yang tidak positif terhadap kehamilannya.
c. Kebutuhan
    Merupakan hal-hal yang dibutuhkan oleh ibu atau menurut bidan hal itu harus diketahui oleh ibu tapi tidak dirasakn oleh ibu hamil. Hal yang dibutuhkan oleh ibu hamil dapat berupa informasi/tindakan.
III. Merumuskan diagnosa/masalah potensial
      Pada tahap ini setelah bidan merumuskan diagnosa atau masalah dituntut untuk memikirkan masalah atau diagnosa potensial yang merupakan akibat dari masalah/diagnosa yang ada. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalh potensial ini benar-benar terjadi.
IV. Merumuskan kebutuhan akan tindakan segera, tindakan kolaborasi dan rujukan
      Kebutuhan akan tindakan segera untuk mengantisipasi ancaman yang fatal, sehingga nyawa ibu dan janin dapat terselamatkan. Tindakan segera bisa merupakan intervensi langsung oleh bidan bisa juga berdasarkan hasil kolaborasi dengan profesi lain.
V.  Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
      Dalam menyusun rencana asuhan yang menyeluruh mengacu kepada diagnosa, masalah asuhan serta kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi klien saat diberi asuhan.
VI. Pelaksanaan asuhan sesuai dengan perencanaan secara efisien
      Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan pada langkah sebelumnya, baik yang bersifat antisipasi, tindakan segera, support, kolaborasi, bimbingan konseling, pemeriksaan dan follow up.
VII. Evaluasi
        Pada langkah terakhir ini melakukan evaluasi terhadap keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan. Hal ini menyangkut apakah kebutuhan klien terpenuhi, masalah yang ada terpecahkan, masalah potensial dihindari, klien dan keluarga mengetahui kondisi kesehatannya dank lien mengetahui apa yang harus dilakukan dalam rangka menjag kesehatannya.













DAFTAR PUSTAKA
Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan.YBP-SP:Jakarta
Fk.Unpad.1983.Obstetri Fisiologi.Eleman:Bandung
Protap Sanglah
Wilson.1995.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.EGC:Jakarta