Kamis, 17 Desember 2009

Bounding Attachmen

Kelahiran adalah sebuah moment yang dapat membentuk suatu ikatan antara ibu dan bayinya. Pada saat bayi dilahirkan adalah saat yang sangat menakjubkan bagi seorang ibu ketika ia dapat melihat, memegang dan memberikan ASI pada bayinya untuk pertama kali. Dan masa tenang setelah melahirkan disaat ibu merasa rileks, memberikan peluang ideal untuk memulai pembentukan ikatan batin.
Seorang bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak misalnya, bayi dapat mencium, merasa, mendengar dan melihat. Kulit mereka sangat sensitive terhadap suhu dan sentuhan dan selama satu jam pertama setelah dilahirkan, mereka sangat waspada dan siap untuk mempalajari dunia bari mereka.
Jika tidak ada komplikasi yang serius setelah bayi lahir dapat langsung di letakkan di atas perut ibu, kontak segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya karena kontak kulit dengan kulit membantu bayi tetap hangat.
Ikatan antara ibu dan bayinya telah terjadi sejak masa kehamilan dan pada saat persalinnan ikatan itu akan semakin kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat memfasilitasi perilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung sehingga kontak dan interaksi yang baik dari orang tua kepada anak dapat terjadi.

Bounding Attachment terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontak antara ibu-ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih.
Menurut Brazelton (1978), bounding merupakan suatu ketertarikan mutual pertama antar individu, misalnya antara orang tua dan anak, saat pertama kali mereka bertemu. Sedangkan Attachment adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan individu lain.
Menurt Nelson dan May (1996), Attachment adalah ikatan anatara individu meliputi pencurahan perhatian serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab.
Menurut Klaus, Kenell (1992), Bounding Attachment bersifat rumit, spesifik, dan bertahan lama. Mereka juga menambahkan bahwa ikatan orang tua terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat.
Menurut saxton dan Pelikan 1996, Bounding adalah suatu langkan untuk mengungkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir. Attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
Maternal Neonatal Health : Bounding Attachment adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III samppai dengan post partum.
Prakondisi yang mempengaruhi ikatan (mercer, 1996) yaitu:
1. kesehatan emosional orang tua
2. system dukungan social yang meliputi pasangan hidup, teman, dan keluarga
3. suatu tingkat keterampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang
Kompeten
4. kedekatan orang tua dengan bayi
5. kecocokan orang tua-bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis kelamin)

Tahapan Bounding Attachment
a. perkenalan (acquaintance) dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan
mengeksplorasi segerra setelah mengenal bayinya.
b. Bounding (keterikatan)
c. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain

Menurut Klaus kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan
Elemen-elemen Bounding Attachment
1. sentuhan
Sentuhan, atau indra peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain
Sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhan yang hamper sama yakni pengasuh memulai eksplorasi jari tangan ke bagian kepala dan tungkai kaki. Tidak lama kemudian pengasuh memakai telapak tangannya untuk mengelus badan bayi dan akhirnya memeluk dengan tangannya (Rubin, 1963;Klaus, kenell, 1992; Tulman,1985). Gerakan ini dipakai untuk menenangkanbayi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku infant dalam proses attachement, antara lain:
Keadaan Fisik dan Psikologis Ibu Saat Hamil
Keadaan fisik meliputi kondisi fisik ibu pada saat ibu hamil, dimana ini sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan serta di dalam kandungan serta kesejahteraannya. Sedangkan kondisi psikologis ibu pada saat hamil sangat mempengaruhi psikologis bayi yang akan dilahirkan. Apabila kondisi fisik dan psikologis ibu pada saat hamil baik, maka anak yang dilahirkan dalam kondisi sehat.
1. Kondisi Bayi Setelah Lahir
Apabila kondisi bayi sehat, maka dia akan menunjukkan tingkah laku yang mendukung, namun apabila kondisi tidak sehat akan menimbulkan tingkah laku infant yang menghambat.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan ruangan yang dingin akan mempengaruhi kondisi fisik bayi sehingga bayi tidak mampu melakukan tingkah laku yang mendukung. Selain suhu lingkungan yang dingin, keadaan kamar yang terang, dan ribut mempengaruhi tingkah laku infant.


Ada 3 Fase penyesuaian seorang ibu dalam menjalankan peran sebagai orangtua, yaitu:
1. Fase Dependent
Selama 1-2 hari setelah persalinan, didominasi oleh tingkah laku dependent. Fase dependent adalah suatu waktu yang sangat menyenangkan dan kebanyakan orangtua berbicara dengan bersemangat tentang pengalaman hamil dan melahirkan. Ketidaknyaman fisik akibat episiotomy, putting susu yang lecet, hemorrhoid, nyeri pada perut dan kadang-kadang nyeri pada coccygeus dapat mengganggu istirahat dan relaksasi ibu. Sebagian besar kebutuhan ibu dipenuhi oleh orang lain.
2. Fase Dependent-Independent
Pada fase ini baru secara berselang menerima pemeliharaan yang eksistensif dan dukungan dari oranglain dan sekali-sekali menginginkannya untuk melakukannya sendiri. Secara psikologis seorang ibu mempunyai tanggung jawab sebagai orangtua.


3. Fase Independent
Pada fase ini wanita lebih disibukkan dengan perawatan anak dirumah. Pemenuhan kebutuhan primer tidak bisa mengabaikan gaya hidup yang ada, akan tetapi beberapa hal dapat ditiadakan demi anak.

Phase Pada Masa Nifas:
1. Phase Taking In
Perhatian ibu terutama terhadap kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan tergantung. Hal ini berlangsung selama 2 hari. Ibu tidak menginginkan kontak dengan bayinya tetapi bukan tidak memperhatikan. Dalam phase ini yang diperlukan ibu adalah informasi tentang bayinya, bukan cara merawat bayi. Ibu mengenang pengalaman melahirkan yang baru dialaminya. Untuk pemulihan, perlu memperoleh tidur dan makanan yang adekuat.
2. Phase Taking Hold
Ibu berusaha mandiri dan berinisiatif. Perhatian terhadap kemampuan mengatasi fungsi tubuhnya, misalnya kelancaran BAB, BAK, melakukan berbagai aktifitas; duduk, jalan. Ingin belajar tentang perawatan dirinya sendiri dan bayinya. Timbul rasa kurang percaya diri. Phase ini berlangsung kira-kira 10 hari.
3. Phase Letting Go
Ibu merasa bahwa bayinya adalah terpisah dari dirinya, mendapat peran dan tanggung jawab baru. Terjadi kemandirian dalam perawatan diri sendiri dan bayinya, serta penyesuaian hubungan keluarga termasuk bayi.

Hal-hal yang dapat dilakukan oleh bidan untuk menciptakan terjadinya ikatan antar bayi-ibu dan ayah dalam jam pertama sesudah kelahiran adalah :
1. Memberi dorongan kepada orangtua untuk memegang bayinya
2. Memberi komentar positif tentang bayinya
3. Letakkan bayi di samping ibu
4. Berikan privasi kepada pasangan untuk bersama bayinya
5. Redupkan cahaya lampu ruangan agar bayi dapat membuka matanya
6. Tangguhkan perawatan yang tidak begitu penting sampai sesudah pasangan orangtua bayi dapat berinteraksi dengan bayinya selama bayi masih dalam keadaan bangun





SKOR PENILAIAN INTERAKSI ORANG TUA
(BOUNDING ATTACHMENT)
SKOR TINDAKAN IBU TERHADAP BAYI
MEMANDANG BERKATA MELAKUKAN SESUATU
1 Sangat negatif Penampilan Umum : depresi, ketakutan, marah dan apatis Membuat sesuatu bagi bayi dan suaminya, memperlihatkan permusuhan/rasa kecewa. Memfokuskan perhatian pada dirinya, menolak melihat bayinya, menangis
2 Agak negatif Tidak respek melihat bayi Tidak komentar dengan keadaan bayi Kurang focus terhadap bayi dan lebih focus terhadap bayinya
3 Agak positif Melihat bayinya seperti biasa dan menerima keadaan bayinya Menerima keadaan bayinya dengan cukup tenang Memfokuskan keadaan dirinya dan bayinya seimbang
4 Sangat positif Sangat bahagia, gembira dan antusias Berbicara langsung dengan bayinya menggunakan nama bayidan memberikan reaksi positif Menjulurkan tangan ingin memegang, memeriksa, membuat kontak mata denagn bayinya

SKOR :
10-12 (BAIK)
7-9 (SEDANG)
4-6 (KURANG)
1-3 (BURUK)

1 komentar: